Bagaimana jadinya bila perbincangan politik masuk ke dalam tempat ibadah? Hal ini terjadi di Ibukota negara kita, Jakarta. sangat disayangkan ada beberapa pemuka agama yang membicarakan politik dan mencoba mempengaruhi para peserta yang datang ke masjid hanya untuk beribadah. Apakah agama sebegitu murahnya di mata mereka, sehingga mereka sampai menjual keagungan sebuah agama demi kekuasaan dan uang?
Kalau mereka berani mengatakan bahwa calon lain kafir, pemuja setan, antek zionis dan sebagainya tanpa bukti apapun, maka masyarakat pun juga harus berani mengatakan bahwa mereka-mereka ini hanya antek politikus curang yang dibayar untuk berkoar-koar. Tak usah menunjukkan bukti, toh mereka juga seenaknya berkata tanpa menunjukkan bukti yang nyata. Apakah masyarakat di negara ini harus saling tuduh seperti ini?
Coba baca artikel berikut: Miftah Rauf: Jokowi Hanya Mengacak-acak Jakarta
Agama itu suci, yang artinya bersih, yang juga berarti bersih dari tindakkan provokasi dan tidak beradab. Jokowi dan Foke itu sama, sama-sama mempunyai satu agama, sama-sama menyembah Tuhan yang sama. Terlebih lagi sekarang kita sedang berada pada bulan yang suci, seharusnya kita mengisi bulan ini dengan banyak beribadah daripada mengumbar kejelekan orang lain yang belum tentu itu benar. - Chez-space.blogspot.com
Share artikel ini:
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletewah sekrang politik malah lari ke agama ya,, apa banyak yg sperti itu di Jakarta,, tlng panwaslu agar lebih baik lagi menjalankan tugasnya...
Deletesepertinya jabatan kepala dinas, sekda, wakil gubernur trus gubernur tidak memuaskannya...obsesi terlalu....diringan perkembangan yg mandeg.....masabodo rakyat sebenarnya mejadi motto hatinya
ReplyDeleteya begitulah politik di indonesia....semoga semakin kesini rakyat (baca:warga jakarta) makin cerdas....
ReplyDeleterakyat sudah semakin cerdas, tidak mudah diakali dengan isu sara
ReplyDelete